KALTIMOKE, BONTANG – Suasana sibuk terlihat di Posyandu Perum PAMA, Kelurahan Bontang Lestari, Selasa (4/11/2025).
Timbangan bayi, alat ukur tinggi, dan buku catatan menjadi saksi langkah masif Pemerintah Kota Bontang dalam Operasi Timbang Jilid 2, yang digelar serentak di 15 kelurahan se-Kota Bontang.
Kegiatan ini bukan sekadar penimbangan rutin. Operasi Timbang Jilid 2 merupakan strategi cepat Pemkot Bontang untuk melindungi “masa emas” anak-anak usia 0-2 tahun dari ancaman stunting, kondisi gagal tumbuh yang bisa berdampak seumur hidup.
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, hadir langsung meninjau kegiatan tersebut. Ia tampak serius mengamati setiap proses pengukuran dan pencatatan.
Menurut Neni, setiap data yang tercatat di buku Posyandu memiliki nilai strategis bagi masa depan kota.“Kita harus deteksi sedini mungkin. Supaya ketika muncul kasus stunting baru, kita bisa segera evaluasi,” tegas Neni,
Menurutnya, keberhasilan bontang dalam menekan stunting sebenarnya sudah terlihat dari Operasi Timbang Jilid 1 pada Mei lalu.
Dari 10 ribu balita yang terjangkau, prevalensi stunting menurun drastis menjadi 17,4 persen penurunan tertinggi di Kalimantan Timur.Meski demikian, Pemkot Bontang tak berpuas diri.
Keberhasilan itu terus dijaga melalui Program Pemenuhan Makanan Tambahan (PMT) yang aktif digulirkan.
“Nyawa” dari program ini adalah para kader Posyandu, yang bekerja di garda terdepan dengan metode jemput bola.
“Mereka proaktif mendatangi rumah demi memastikan tak ada satu pun balita yang terlewat ditimbang, diukur, dan dicatat,” tambah Neni.
Operasi Timbang Jilid 2 yang berlangsung hingga akhir pekan ini bukan sekadar soal angka statistik. Ini adalah upaya kolektif warga Bontang untuk memastikan setiap anak di Kota Taman mendapatkan awal kehidupan terbaik, bebas dari stunting.






