KALTIMOKE, BONTANG – SDN 008 Bontang Utara terus berinovasi dalam mengembangkan pendidikan karakter bagi siswa. Salah satu program unggulan yang menjadi ciri khas sekolah ini adalah “Sabtu Bermakna”, akronim dari Bersama Kita Maju Karena Allah. Program ini dirancang agar setiap hari Sabtu menjadi momen pembelajaran bermakna di luar rutinitas kelas.
Kepala SDN 008 Bontang Utara, Masitah, menjelaskan bahwa kegiatan Sabtu Bermakna dibagi menjadi lima jenis yang berlangsung bergiliran setiap minggu, sepanjang tahun ajaran.
“Sabtu bukan sekadar hari biasa bagi kami. Di hari ini, siswa belajar dengan cara yang menyenangkan dan berorientasi karakter,” ujarnya saat ditemui, Rabu (5/11/2025).
Pada minggu pertama, sekolah mengadakan Sabtu Pramuka, kegiatan wajib kepramukaan yang diikuti oleh seluruh siswa dari kelas 1 hingga 6. Setiap kelas memiliki dua kegiatan Pramuka setiap tahun, sehingga total ada 12 kegiatan dalam satu tahun.
Ia mengatakan kegiatan tersebut melatih kedisiplinan, kerja sama, dan kemandirian siswa. Sekolah juga sering mengundang pembina tamu dari luar, seperti tokoh masyarakat dan anggota organisasi yang berkaitan dengan kegiatan Pramuka.
Selain itu, minggu kedua diisi dengan Sabtu Imtak (Iman dan Taqwa), di mana siswa mendapatkan ceramah, kajian, dan kegiatan keagamaan yang melibatkan tokoh agama maupun guru Pendidikan Agama.
“Kami ingin anak-anak memiliki keseimbangan antara pengetahuan dan akhlak,”tuturnyat.
Melalui program ini, SDN 008 berupaya membangun siswa yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter dan beriman.
Program Sabtu Bermakna ini juga menjadi identitas kuat SDN 008 Bontang Utara sebagai sekolah yang menanamkan nilai spiritual dalam kegiatan pendidikan.
“Dengan Sabtu Bermakna, kami ingin menanamkan bahwa semua keberhasilan harus dimulai dengan niat karena Allah,” pungkasnya.
Sementara dikonfirmasi terpisah, Kepala Disdikbud Bontang, Abdu Safa Muha mengatakan, program SDN 008 patut diapresiasi. Lantaran pihak sekolah tidak hanya memperhatikan sisi akademik siswa-siswinya namun juga menanamkan spritual.
“Sejak dini anak-anak memang harus sudah dibekali ilmu keagamaan agar bisa seimbang antara dunia dan akhirat,” tutupnya. (Irha)






