KALTIMOKE,BONTANG – Cuaca hujan disertai angin kencang dalam sepekan terakhir turut mempengaruhi aktivitas penyeberangan menuju Pulau Tihi-Tihi, Kecamatan Bontang Selatan. Kondisi ini berdampak pada akses guru dan tenaga pendidik menuju SDN 016 Tihi-Tihi yang berada di wilayah pesisir tersebut.
Kepala SDN 016 Tihi-Tihi, Tri Ayuningsih Puji Astuti, mengatakan bahwa selama beberapa hari pihaknya harus menyesuaikan jadwal keberangkatan.
“Beberapa hari ini kami harus berangkat siang, karena kondisi angin cukup kencang. Kemarin-kemarin itu benar-benar takut,” ujarnya, Kamis (7/11/2025).
Pulau Tihi-Tihi merupakan wilayah unik yang dikenal sebagai desa apung, karena sebagian besar bangunan, termasuk sekolah, berdiri di atas air. Akses menuju pulau ini hanya dapat ditempuh menggunakan perahu dari Pelabuhan Tanjung Laut Indah.
Meski demikian, kegiatan belajar mengajar (KBM) dipastikan tetap berlangsung selama cuaca masih memungkinkan.
“KBM tetap berjalan selama kondisi aman. Kalau guru dari daratan belum sampai, maka guru dan staf yang berada di pulau akan mendampingi murid,” jelas Tri.
Tri mengakui bahwa dalam sepekan terakhir pihak sekolah tidak dapat memprediksi jadwal masuk dan pulang seperti biasa. Ada kalanya pulang lebih cepat sebelum angin kembali kencang.
“Kemarin kami mau pulang juga takut, tapi kalau tidak nekat pulang ya tidak bisa pulang,” tuturnya.
Setiap pagi, guru-guru yang tinggal di daratan berkumpul di pelabuhan untuk memantau kondisi gelombang, sembari tetap mengontrol pelaksanaan KBM secara daring.
“Kami tetap berangkat pagi dari rumah, kumpul di pelabuhan sambil menunggu memungkinkan untuk melaut,” katanya.
Pihak sekolah berharap cuaca segera stabil agar proses belajar dapat berjalan lebih kondusif tanpa risiko keselamatan. (Irha)







