KALTIMOKE, BONTANG – Program Sedekah Botol di SMPN 2 Bontang bukan hanya mendorong siswa mengurangi sampah plastik, tetapi juga memperkenalkan konsep ekonomi sirkular melalui pemilahan dan penjualan botol bekas. Program ini sudah berjalan sejak semester ini dan mendapatkan perhatian positif dari warga sekolah.
Kepala SMPN 2 Bontang, Siti Chusuning, mengatakan bahwa tidak semua botol akan diolah menjadi ecobrick.
“Sebagian botol kami pilah dan dijual. Jadi anak-anak belajar bahwa sampah juga bisa bernilai,” ujarnya, Senin (17/11/2025).
Ia menambahkan bahwa program ini masih baru sehingga hasilnya belum optimal.
“Hasilnya memang belum bisa maksimal karena kami masih dalam tahap pembiasaan,” jelasnya.
Pun kata dia, sekolah terus memperbaiki sistem pengumpulan dan pemilahan agar lebih efektif.
Sementara itu, botol-botol yang tidak dijual diproses menjadi ecobrick dan nantinya dimanfaatkan untuk fasilitas sekolah.
“Botolnya nanti dibuat ecobrick, bisa jadi tempat duduk dan pot bunga,” kata dia.
Program ini sekaligus melatih siswa memahami alur pemanfaatan sampah mulai dari pengumpulan, pemilahan, pengolahan, hingga menghasilkan keuntungan. Pendekatan ini diharapkan dapat melahirkan generasi yang lebih bijak dalam mengelola sampah plastik.
Namun sekolah mengakui tantangan terbesar adalah masih rendahnya kesadaran sebagian siswa.
“Belum semuanya sadar memilah sampah. Ini yang harus terus kami edukasi,” tegasnta.
Melalui pembiasaan yang konsisten, SMPN 2 Bontang berharap program ekonomi sirkular sederhana ini dapat menjadi budaya positif di lingkungan sekolah. Selain meningkatkan kesadaran, program ini juga dapat membantu memperbaiki tampilan lingkungan sekolah melalui produk ecobrick yang dihasilkan.
Sekolah optimistis bahwa dengan dukungan guru, siswa, dan orang tua, program Sedekah Botol ke depan akan semakin berkembang dan memberi dampak lebih luas. (Irha)





