Reporter : Mira
BONTANG, KALTIMOKE – Agar pembangunan di Kota Bontang dapat lebih menyentuh kepentingan masyarakat umum sesuai dengan skala prioritas dari hasil penghimpunan aspirasi masyarakat, maka pada tahun 2019 belanja daerah Kota Bontang lebih besar dialokasikan pada belanja langsung.
Hal tersebut dikatakan Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni di Ruang Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang, pada Senin (6/7/2020).
Ia kemudian merincikan, belanja daerah yang dituangkan dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah Kota Bontang meliputi Belanja Operasi, Belanja Modal dan Belanja Tak Terduga (BTT) yang anggarannya dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2019.
Dimana hal tersebut ditetapkan sekitar sebesar Rp1,68 triliun, terealisasi sekitar Rp 1,55 triliun lebih atau 92.40 persen jika dipersentasekan.
“Saya sampaikan belanja operasi Kota Bontang yakni meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial dan belanja bantuan keuangan,” jelas Wali Kota Bontang perempuan pertama ini.
Lanjut Neni dalam pemaparannya, secara keseluruhan belanja operasi dianggarkan sebesar Rp1,13 triliun lebih, realisasi yang dapat dicapai hingga akhir 2019 sebesar Rp1,07 triliun lebih atau 94.41 persen. Untuk belanja pegawai dianggarkan sebesar Rp512,22 miliar lebih dan realisasi penggunaan sebesar Rp490,53 miliar lebih atau 95.77 persen.
Sedangkan belanja pegawai yang dibebankan pada belanja tidak langsung dianggarkan sebesar Rp458,37 miliar lebih dan realisasi penggunaan sebesar Rp446,61 miliar lebih atau 97,44 persen.
“Belanja pegawai yang dibebankan pada belanja langsung dianggarkan sebesar Rp53,8 miliar lebih dengan capaian realisasi penggunaan sebesar Rp43,9 miliar atau 90,65 persen. Sedang belanja barang dan jasa dianggarkan sebesar Rp598,19 miliar lebih, telah terealisasi sebesar Rp558,86 miliar lebih atau sekitar 93,43 persen”, jelasnya.
Sementara untuk belanja bunga dan belanja subsidi, tidak dianggarkan pada APBD Kota Bontang tahun 2019 dan tidak terealisasi. Selanjutnya, belanja hibah dianggarkan sebesar Rp19,5 miliar lebih dan realisasl yang dapat dicapai sebesar Rp17,99 miliar atau sebesar 92,07 persen.
Untuk belanja bantuan sosial dianggarkan sebesar Rp1,31 miliar dengan realisasi sebesar Rp619,9 juta lebih 47,14 persen. Selanjutnya, belanja bantuan keuangan dianggarkan sebesar Rp6,01 miliar lebih, realisasi yang dapat dicapai sebesar Rp5.72 miliar lebih (95.19 persen),” bebernya.
Jelasnya lebih jauh, belanja modal dianggarkan sebesar Rp546,57 miliar lebih, terealisasi sebesar Rp483,77 miliar lebih, 88.55 persen. Dimana belanja modal ini meliputi belanja tanah, belanja peralatan serta mesin, belanja gedung dan bangunan, belanja jalan. Selain itu belanja irigasi, jaringan, belanja aset tetap dan belanja aset lainnya.
Ia juga menjabarkan, capaian di 2019 tersebut. Jabarnya, belanja tanah yang dianggarkan dalam APBD 2019 sebesar Rp31,11 miliar lebih, terealisasi hingga akhir 2019 sebesar Rp829.26 juta lebih sekitar 2,66 persen.
Belanja peralatan dan mesin dianggarkan sebesar Rp103,54 miliar lebih, terealisasi sebesar Rp99,69 miliar lebih ,96,29 persen. Untuk belanja gedung dan bangunan dianggarkan sebesar Rp219,13 miliar lebih, terealisasi sebesar Rp207,79 miliar lebih 94,82 persen,” rincinya.
Selanjutnya, belanla jalan, irigasl dan jaringan dianggarkan sebesar Rp182,85 miliar lebih, terealisasi sebesar Rp166.45 miliar lebih 91.03 persen. Lalu untuk belanja aset tetap lainnya dianggarkan sebesar Rp1,07 miliar, terealisasi sebesar Rp997,47 juta lebih atau 92,37 persen.
“Belanja aset lainnya dianggarkan sebesar Rp8,84 miliar lebih, terealisasi sebesar Rp8,00 miliar lebih (90,47 persen),” tegasnya.
Kata Neni, belanja tidak terduga dianggarakan dalam APBD Kota Bontang tahun 2019 sebesar Rp1,950 miliar, terealisasi sebesar Rp169,99 miliar lebih dengan persentase capaian sebesar 8,72 persen. (**)






