BONTANG, KALTIMOKE — Pasokan gas bumi menjadi perhatian khusus Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto. Betapa tidak, pasokan gas bumi cenderung menurun sementara kuota ekspor relatif tinggi. Karenanya, Airlangga menegaskan untuk tidak lagi melakukan ekspor gas bumi.
Hal ini dikatakan Arilangga saat melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Industri KIE Bontang dan Kawasan Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Menurut Airlangga, sudah saatnya pemanfaatan gas bumi diutamakan untuk keperluan industri dalam negeri saja. Hal ini guna mendorong industri Petrokimia di kawasan Industri KIE Bontang terus berkembang.
“Ada lima industri petrokimia yang berdiri di kawasan industri ini dengan menghasilkan komoditas beragam. Antara lain amoniak, pupuk urea, methanol, dan amonium nitrat dengan kebutuhan gas bumi mencapai 452 MMSCFD” jelas Airlangga,
Jumlah ini setara 59 % dari penggunaan gas bumi domestik di wilayah Kalimantan Timur. Sedangkan, jumlah ekspor mencapai 804 MMSCFD. Jika terus berlanjut, tentu kondisi ini berdampak pada produksi beberapa industri Petrokimia di Bontang. Untuk itu, Airlangga menegaskan untuk tidak ada perpanjangan kontrak ekspor.
“Dengan demikian, pasokan gas yang ada di Kalimantan Timur dapat diprioritaskan kepada kebutuhan domestik. Terutama kelangsungan industri petrokimia di Bontang,” pungkasnya. (adv)





