KALTIMOKE, BONTANG – Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menegaskan komitmennya untuk menjadikan Bontang sebagai kota yang inklusif dan ramah bagi penyandang disabilitas.
Hal ini ia sampaikan saat membuka pelatihan Training of Trainer (ToT) Pengajar Al-Qur’an Isyarat di Hotel Andika, Berbas Tengah, Sabtu (2/8/2025).
Pelatihan ini diselenggarakan oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan BAZNAS. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu penyandang disabilitas rungu wicara agar bisa belajar dan memahami Al-Qur’an.
“Setiap Muslim berhak membaca dan memahami Al-Qur’an. Tidak ada alasan untuk tertinggal dalam ibadah, apapun kondisi fisiknya,” kata Neni dalam sambutannya.
Neni juga mengutip dua ayat Al-Qur’an, yaitu Surat An-Nur ayat 61 dan Al-‘Ankabut ayat 45. Ia menegaskan bahwa perbedaan fisik tidak boleh menjadi penghalang untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Berdasarkan data Kementerian Sosial tahun 2023, ada lebih dari 339 ribu penyandang disabilitas rungu wicara di Indonesia. Karena itu, menurut Neni, pelatihan ini sangat penting agar mereka juga bisa belajar agama dengan baik.
“Kita butuh pengajar yang bisa mengajarkan Al-Qur’an dengan bahasa isyarat. Buku panduan saja tidak cukup,” ujarnya.
Neni memberikan apresiasi kepada DMI dan BAZNAS yang sudah memulai program ini. Ia menyebut program ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kelompok rentan.
“Pelatihan ini adalah upaya untuk menghormati hak beragama saudara-saudara kita,” ucapnya.
Ia juga berpesan kepada peserta pelatihan agar ilmu yang mereka dapat bisa digunakan untuk mengajar di masjid, sekolah, dan komunitas disabilitas.
“Ilmu ini adalah amanah. Gunakan untuk kebaikan. Pemerintah Kota Bontang siap mendukung,” tambahnya.
Pelatihan ini diresmikan langsung oleh Wali Kota dengan harapan agar Bontang menjadi kota yang ramah untuk semua orang.
“Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, saya nyatakan pelatihan ini resmi dibuka. Semoga membawa manfaat besar untuk umat,”tutup Neni. (Adv).







