KALTIMOKE, BONTANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang menggelar kampanye Hari HIV/AIDS Sedunia di Simpang Tiga Ramayana, Jalan MH Thamrin , Senin (1/11/2025). Dalam kegiatan ini, petugas membagikan bunga serta leaflet berisi edukasi HIV/AIDS kepada para pengendara saat lampu merah menyala.
Ahli epidemiologi kesehatan, Siti Rahimah, SKM, mengatakan kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan HIV, terutama di tengah masih tingginya perilaku berisiko di masyarakat.
“Edukasi ini untuk mengingatkan bahwa risiko penularan HIV berasal dari perilaku berisiko seperti bergonta-ganti pasangan, berbagi jarum suntik, dan perilaku tidak aman lainnya. Masyarakat perlu memahami bahwa orang dengan HIV berada di sekitar kita dan penting bagi kita menjaga perilaku serta saling melindungi,” ujarnya.

Menurut Siti Rahimah, stiker dan leaflet yang dibagikan memuat informasi dasar mengenai apa itu HIV/AIDS, penyebab penularan, hingga pilihan pengobatan saat ini. “Harapan kami, setelah menerima leaflet, masyarakat bisa membaca kembali di rumah dan ikut mengedukasi keluarga maupun lingkungan sekitar,” tambahnya.
Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur, di antaranya puskesmas, Bidang P2P Dinkes, serta Kelompok Dukung Sebaya (KDS). Peran media sosial, kata Siti, juga semakin membantu penyebaran informasi sehingga orang yang terindikasi atau berisiko dapat lebih cepat mencari layanan kesehatan dan dukungan bagi sesama.

Saat ini, layanan tes dan pengobatan HIV di Bontang tersedia di 5 rumah sakit satu rumah sakit umum dan empat swasta serta 6 puskesmas. Seluruh fasilitas tersebut menyediakan layanan tes HIV, pengobatan, dan pendampingan untuk Orang Dengan HIV (ODHIV).
“ODHIV sama seperti masyarakat dengan penyakit kronis lain, misalnya diabetes atau hipertensi. Mereka juga perlu minum obat rutin agar viral load (Virus) dapat ditekan,” terangnya.
Ia pun berharap kampanye ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa HIV dapat ditekan dengan pengobatan yang tepat, dan ODHIV bisa hidup normal tanpa stigma
“Semangat untuk mengkonsumsi obat harus dijaga supaya tetap sehat dan tidak menularkan kepada pasangan,” tutupnya.






