Peringati Hari Pendidikan Nasional, Agus Haris Desak Pemerintah Prioritaskan Pendidikan.

Reporter : Tomy Gutama

BONTANG, KALTIMOKE — Hari Pendidikan Nasional, Agus Haris menyampaikan bahwa pendidikan merupakan nyawa dari sebuah negara, untuk itu bidang pendidikan harus menjadi prioritas utama guna membangun kualitas sumber daya manusia yang dapat bersaing secara global.

Ia mengatakan, untuk menjawab persoalan dan tantangan global terkait pendidikan dibutuhkan keseriusan pemerintah salah satunya ialah penambahan anggaran. Karena menurutnya anggaran pendidikan saat ini dirasa masih belum cukup untuk menjawab persoalan tersebut.

“Dimana titik kelemahannya pasti selalu bermuara di Pusat, sekarang kenapa pendidikan terlambat karena dari sisi penyediaan anggarannya sangat kurang, 20 persen itu sangat kurang kalo kita lihat negara-negara lain mereka sudah diatas 30 persen,” ujarnya.

“Salah satu harapan kita anggaran pendidikan itu kalau bisa 35 persen, karena kalau untuk dapat bersaing dengan tantangan dunia yang harus dibutuhkan pertama kecerdasan manusianya,” tambahnya.

Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang itu juga mengatakan, masih banyak yang perlu di perbaiki dalam dunia Pendidikan di Indonesia khususnya yang ada di daerah tertinggal.

Salah satunya ia berpendapat, ada ‘Kekeliruan’ dari kebijakan yang di ambil pemerintah dalam memparsialkan pelayanan pendidikan, contoh seperti pendidikan dasar yang dikelola oleh daerah sedangkan pendidikan menengah dikelola oleh provinsi, yang mengakibatkan kurangnya pelayanan yang diberikan sekolah terhadap siswanya.

“Karena Kabupaten/Kota menjadi ujung tombak dalam mengatasi buta huruf, dari mulai tingkat SD sampai SMA harusnya menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan, jadi dari TK sampai SMA para guru tau betul kemampuan siswanya disitu, saya malah mendesak dikembalikan menjadi satu kesatuan disitu,” ujarnya.

Anggota Dewan yang pernah menjadi Kepala Sekolah salah satu sekolah swasta di Kota Bontang itu berharap di Hari Pendidikan Nasional ini pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia masuk hingga kepelosok-pelosok daerah sehingga tidak adalagi yang namanya daerah tertinggal.

“Kalau kita lihat realitas di pelosok-pelosok Indonesia masih terbelakang, artinya tujuan dari pada pendidikan nasional itu sendiri, yaitu bisa berdiri diatas kaki sendiri dirasa belum di nikmati oleh seluruh Rakyat Indonesia padahal kita sudah merdeka selama 74 tahun,” tutupnya. (**/adv)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *