KALTIMOKE, BONTANG – Pemerintah Kota Bontang menegaskan kembali komitmennya dalam menangani masalah stunting. Masalah ini dinilai sebagai ancaman serius bagi masa depan anak-anak.
Melalui Rapat Koordinasi Konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting yang digelar pada Selasa (5/8/2025) di Auditorium 3D Wali Kota, seluruh perangkat daerah diminta bersatu menurunkan angka stunting pada tahun 2025.
Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, menekankan pentingnya data yang akurat. Ia mengatakan bahwa tanpa data yang benar, program penanganan stunting tidak akan efektif,
“Kita harus turun langsung ke lapangan, cek data secara nyata, dan pastikan setiap program benar-benar tepat sasaran,” tegas Agus Haris.
Menurutnya, stunting bukan hanya soal gizi buruk. Masalah ini juga disebabkan oleh kemiskinan, sanitasi yang buruk, dan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
“Jangan hanya bicara angka. Kita bicara masa depan generasi kita,” tutup Agus Haris.
Sejauh ini, Pemerintah Kota Bontang telah menjalankan sejumlah program seperti Distribusi susu gratis untuk pelajar di sekolah dan pesantren, Bantuan makanan tambahan untuk balita, serta Verifikasi data langsung hingga tingkat RT (by name by address)
Rapat tersebut juga membahas lima pilar strategi nasional penurunan stunting. Salah satunya adalah pentingnya perubahan perilaku masyarakat melalui edukasi yang terus-menerus.
Seluruh peserta rapat diberikan tenggat waktu hingga 15 Agustus 2025 untuk menyelesaikan pendataan. Verifikasi lapangan akan dilakukan setelah peringatan Hari Kemerdekaan.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, lurah, serta organisasi mitra. Fokus utama rapat adalah konsolidasi data dan sinergi antar lembaga untuk penanganan stunting.(*)