Berlayar Dari Donggala ke Bontang

*Kisah 17 Korban Gempa dan Tsunami Palu

BONTANG, KALTIMOKE – Gempa bermagnitudo 7,7 disertai tsunami yang terjadi di Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat, 28 September 2018 masih menyisakan trauma mendalam bagi korban yang selamat. Rentetan gempa susulan berskala kecil dan menengah masih terus terjadi di kota yang dijuluki Kota Teluk ini.

Hal ini menjadi alasan para korban untuk mengungsi hingga ke luar pulau. Salah satunya ke Kota Bontang. Seperti yang dilakukan 17 korban gempa Palu dan Donggala. Mereka yang berasal dari empat kepala keluarga ini nekat mengungsi ke kota Taman menggunakan Kapal Motor (KM) Nelayan.

Kapal yang mereka tumpangi bersandar di Pelabuhan Pantai Harapan Kelurahan Berbas Pantai, Kecamatan Bontang Selatan, Kota Bontang setelah menghabiskan waktu 19 jam berada di laut.

“Kami berangkat Senin malam, 1 Oktober 2018, sekira pukul 19.00 dan sampai di Bontang, Selasa, 2 Oktober pukul 14.30 Wita,” ujar Endang (27), salah korban warga Donggala saat ditemui Kaltimoke di salah satu rumah warga di Kelurahan Berbas Pantai, Rabu, 3 Oktober 2018.

Endang menceritakan, saat kejadian, ia hendak mengambil air wudhu untuk melaksanakan salat magrib. Tiba-tiba gempa mengguncang sangat kencang, ia langsung mengambil kedua anaknya lalu diikatkan jilbabnya ke anak-anaknya supaya tidak hilang dan berlari ke luar rumah.

“Saya kira sudah mau kiamat, gempanya dahsyat sekali. Saya waktu itu langsung lari ke jalan poros, karena kanan kiri rumah tinggi. Saat lari, saya dengar orang-orang teriak bilang air laut surut. Saya ingat kalau surut berarti mau tsunami, jadi saya lari ke atas gunung sambil pegang dua anak saya,” cerita Endang yang tinggal di dekat pantai Kabupaten Donggola.

Kisah lainnya diceritakan warga Palu, Ishak (50). Ia bersama istri Mirawati (50) dan anaknya M. Nur (13) pulang dari Donggala hendak pulang ke rumah mereka di Jalan Cemangi Nomor 9 Kelurahan Boyaoge, Palu. Saat di perjalanan, mereka merasakan guncangan gempa yang sangat keras hingga akhirnya mobil Daihatsu Ayla yang dikendarai Ishak berhenti. Setelah gempa reda mereka melanjutkan perjalanannya. Namun tak disangka tsunami datang menerjang mobil yang mereka tumpangi, hingga air sempat menenggelamkan mobil dan mereka yang sedang melintas di pinggiran pantai, mobil mereka pun terombang-ambing.

“Kami diterjang tsunami saat di dalam mobil. Mobil kami hancur dan terhempas hingga berhenti di tangga sebuah gudang. Kemudian kami segera keluar dari mobil dan naik ke tangga tersebut untuk menyelamatkan diri,” cerita Ishak didampingi istri dan anaknya.

Pasca gempa dan tsunami di Palu, mereka kebingungan hendak pergi ke mana. Kata Ishak, awalnya mereka sempat bermalam di Palu selama dua malam. Namun setibanya bandara, mereka terpaksa mengurungkan niatnya. Lantaran di bandara sudah dipenuhi ribuan warga yang memiliki tujuan sama.

“Di bandara hanya ada pesawat Hercules dua unit. Sementara jumlah korban ribuan, jadi saya mengurungkan niat,” ujarnya.

Setelah dari bandara, Ishak memutuskan kembali ke Donggala untuk melihat kondisi kapal ikan miliknya. Beruntung dari banyak kapal di sana, ada satu kapal yang masih bisa diperbaiki. Ia bersama korban lainnya mengumpulkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari empat kapal kemudian disatukan dan mereka sepakat untuk berlayar ke kota Taman ini.

“Dari empat kapal kami berhasil mengumpulkan sembilan jeriken BBM dan itulah yang kami gunakan untuk berlayar ke Bontang,” tutur pria yang merupakan juragan ikan ini.

Untuk diketahui korban tertua yang mengungsi di Bontang berusia 50 tahun dan termuda berusia 4 tahun. Untuk sementara, mereka yang memiliki keluarga di Bontang tinggal bersama keluarganya. Sedangkan yang tidak memiliki keluarga tinggal di rumah milik Faisal di jalan Manunggal RT 18, Kelurahan Berbas Pantai Kecamatan Bontang Selatan. (sov)

Adapun daftar nama korban sebagai berikut :

  1. Ishak AM (50)
  2. Hj. Mirawati (50)
  3. Rafika (20)
  4. Iswahyudi (15)
  5. Indra (15)
  6. M. Nur (13)
  7. Ira (7)
  8. Sri (15)
  9. Darwis (42)
  10. Endang Sri Wahyuni (27)
  11. Hasana (7)
  12. Hapsa (4)
  13. Nilda (14)
  14. Kamaluddin (38)
  15. Danil (16)
  16. Erny (43)
  17. Musdalifah (4)

 




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *