BONTANG, KALTIMOKE — Responsif kalangan DPRD Bontang dalam menyikapi setiap keluhan warga sosial media (netizen) patut diacungi jempol. Seperti ditunjukkan Komisi II DPRD Bontang dalam merespons keluhan netizen soal pelayanan air bersih. PDAM sebagai penyedia air bersih dipanggil untuk dilakukan rapat dengar pendapat.
Ketua Komisi II DPRD Bontang, Ubayya Bengawan, menjelaskan, Rapat Dengar Pendapat bersama PDAM terkait keluhan beberapa warga di RT 08 dan RT 29 Kelurahan Api-api, Bontang Utara. Informasinya, akhir-akhir ini, mereka mengalami kekurangan pasokan air bersih.
“Kami memantau ini lagi viral di Medsos terkait pasokan air bersih yang kurang di beberapa tempat. Kami sengaja mengundang PDAM untuk memperoleh keterangan secara detail,” kata Ubayya, Rabu, 15 Agustus 2018.
Legislator Partai Demokrat ini lalu menyarankan PDAM membuka kanal aduan masyarakat Medsos. Tujuannya agar bisa menyerap masukan dari masyarakat terkait pelayanan yang dialami. Kanal ini penting agar ada yang bisa merespons cepat setiap aduan masyarakat dan menindaklanjutinya.
Direktur PDAM Bontang, Suramin, mengakui beberapa sumur bor yang menjadi air baku di beberapa titik di Kota Bontang sudah mengering. Karena itu, PDAM memang mengalami kekurangan air baku. Bahkan, ada beberapa titik yang saat disedot, bukan air yang naik, melainkan lumpur.
“Ini juga kemudian mengganggu kinerja pompa,” sebut Suramin.
Titik yang dimaksud adalah sumur di Kanaan dan Bayangkari. Padahal, kedua titik ini berkapasitas 40 liter/detik. “Inilah yang mengalami gangguan, sehingga ada kendala dalam pelayanan,” jelasnya.
Suramin mengakui, PDAM terpaksa harus menyiasati pendistribusian air bersih kepada pelanggan. Ia pun mengakui, faktor itulah yang membuat sejumlah pelanggan mengeluh. Meski demikian, ia berjanji akan terus mencari upaya dan akan terus melakukan terobosan. Termasuk, mencoba memanfaatkan air lumpur yang telah disaring untuk dijadikan air bersih.
Apalagi, lanjutnya, kebutuhan air bersih di Kota Bontang terus meningkat. Mau tidak mau, PDAM harus mencari tambahan suplai air baku agar bisa melayani pelanggan secara maksimal. “Masalah yang dihadapi PDAM dan berimbas ke pelanggan, bukan gangguan secara teknis akan tetapi murni faktor alam,” sebutnya.
Akibat masalah sumur yang jadi sumber air baku, ia mengakui, PDAM terpaksa harus kehilangan 3.500 m3 per hari atau setara dengan 3.500 pelanggan. Ia pun berharap, pemerintah turun tangan membantu untuk menambah suplai air baku. Karena kondisi hari ini, jumlah pelanggan dan pasokan air tidak lagi seimbang.
“Kami sudah melakukan kajian dan telaah dan mengirim surat ke wali kota untuk membuat sumur pengganti yang sudah tidak berfungsi,” ungkap Suramin. (int/adv)