Wali Kota: Mahasiswa Sebaiknya Utamakan Berbuat Baik

Reporter : Saiful Anwar

BONTANG, KALTIMOKE – Berbuat baik adalah kewajiban setiap orang. Bukan hanya sesama manusia, tetapi juga kepada pemimpin dalam satu organisasi atau instansi. Begitu juga pemimpin. Kendati dihujat atau dicemooh, seorang pemimpin tetap harus konsisten berbuat baik.

Hal ini ditegaskan Wali Kota Bontang, Hj Neni Moerniaeni saat menghadiri gathering yang digelar Himpunan Mahasiswa Bontang (HMB), Sabtu, 6 Juli 2019. Ia menegaskan, berbuat baik dalam segala hal sangatlah penting. Apalagi, untuk menjadi seorang pemimpin.

“Karena hanya dengan kebaikan bisa menjadi jembatan untuk tetap berpikir positif dalam segala hal,” kata mantan anggota DPR RI ini.

Selain itu, lanjut Bunda Neni—panggilan akrab Neni Moerniaeni—jika ingin berumur panjang, maka perbanyaklah berbuat baik. Bahkan, tetaplah berbuat baik, meski orang lain berbuat jahat.

“Jangan balas kejahatan dengan kejahatan. Tapi balaslah kejahatan itu dengan tetap berusaha berbuat baik,” pesan mantan Ketua DPRD Bontang ini.

Bunda menguraikan beberapa contoh kejadian di Bontang. Pertama, ada kabar di media social terkait permohonan maaf dari salah satu perusahaan di Bontang. Sebab sebelumnya, ia telah menyebut SDM Bontang tidak memenuhi standar.

Hal demikian, lanjut Bunda Neni, tidak perlu tanggapi dengan emosional. Justru akan lebih baik jika dijadikan sebagai tantangan untuk membenahi diri, sehingga lebih siap bersaing dengan SDM dari luar.

Hal lain, kata Bunda Neni, awal kepemimpinannya di Bontang mendapat tantangan yang sangat luar biasa untuk mengelola APBD. Sebab, dari angka Rp900 miliar saja untuk 3.000 pegawai. Belum lagi masyarakat Bontang yang terus bertambah.

“Seandainya air mata darah yang keluar pun tetap tidak bisa membayar karena keuangan memang sangat minim,” ungkapnya.

Akhirnya, pilihannya adalah mengambil kebijakan tidak populis dengan merasionalisasi pendapatan. Kebijakan itupun sempat didemo. “Tapi Alhamdulillah permasalahan tersebut dapat  saya selesaikan dalam satu tahun. Kini gaji guru provinsi pun kalah dengan gaji guru SD, SMP kita,” ungkapnya.

Bunda Neni lalu berpesan, “Jangan hanya menjadi pemimpin yang mencari popularitas saja. Tapi jadilah pemimpin yang tidak takut popularitasnya jatuh selama untuk kebaikan. Dan satu lagi, pemimpin itu harus visioner,” tegasnya. (*/adv)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *